Kamis, 11 Agustus 2011

Blessing of Disobedience (Singapore to Phuket)

Bisa dikatakan demikian karena pengalaman kali ini merupakan pengalaman yang merupakan pengalaman pertama saya merasakan apa yang dinamakan travelling dengan spontan (sangat spontan tepatnya) dan merupakan suatu pengalaman yang membuka mata dan pikiran saya, bahwa Travelling is my real passion!

Agustus Tahun 2008. Sahabat saya dari SMA,Joan tiba2 mengajak saya untuk liburan ke Singapore. "Death Cab For Cutie, mau manggung disana! kesana yuk mel!". Jujur waktu itu saya gak terlalu excited dengan ajakan dia untuk nonton konser itu, karena saya baru suka kaya 1-2 lagunya. Tapi saya pikir, wah boleh juga nih liburan ke Singapore, apalagi disana ada sahabat saya Alyza, selain bisa ketemu sama dia, saya pun tidak harus mengeluarkan uang lebih karena dia menawarkan kami untuk tinggal di apartementnya. Okelah saya terima tawaran liburan itu.Hehehe...

Maka kami pun segera membeli tiket pesawat Jakarta-Batam (waktu itu belum ada kebijakan bebas fiskal jadi kita memilih lewat Batam agar biaya fiskalnya murah, hehe). Rencananya kami akan berlibur disana selama 9 hari. Dua minggu menjelang keberangkatan, Joan tiba-tiba bilang "Mel kita ke Thailand yuk dari Singapore". Saya yang waktu itu sama sekali asing dengan nama negara itu, langsung menolak "hah? mau ngapain?". Lalu Joan menjelaskan panjang lebar, bahwa di Thailand terdapat pantai superbagus yang pernah dipakai shooting film The Beach dan James Bond. Saya pun mulai terpancing untuk ke sana. Namun, waktu saya minta izin ke orang tua saya, mereka ga mengijinkan dengan alasan Thailand tuh ga aman, banyak area prostitusi dan perdagangan obat terlarang. Wah gentar bjuga saya denger hal kaya gitu, apalagi perginya tanpa orangtua. Jadilah saya memutuskan bahwa saya, manda , dan kakak saya elis(kebetulan ikut juga) stay di Singapore aja. Joan pun tetp kekeuh bahwa dia mau ke Thailand dan membujuk saya hingga akhir untuk ikut dia ke sana. Namun apa boleh buat izin ga didapat.

Tibalah hari keberangkatan kami ke Singapore lewat Batam, setelah menyebrang dengan fery dari Batam, kami segera menuju Sunshine Plaza Apartment, apartmennya aliza yang terletak di daerah Bugis. Kami baru tiba di sana sekitar pukul 4 sore.
alyza's apartment

Setelah meletakan barang, Joan minta ditemani saya untuk membeli tiket bus ke Phuket. Maka kamipun segera menuju Golden Mile Complex yang merupakan pusat penjualan tiket bus di Singapore. Sesampainya disana kami mendatangi satu2 agen penjualan tiket bus ke Phuket, namun semua mengatakan bahwa hari ini tidak ada tiket yang tersisa. Saya dalam hati sebenernya agak lega, karena saya khawatir juga membiarkan si Joan pergi sendiri ke Phuket, naik bus pula.

Tapi memang yang namanya Joan, dia ga bakal nyerah sampe keinginannya terwujud. Dia pun mendatangi agen terakhir yang belum kita tanya. Sekilas agen ini tampak kurang meyakinkan, karena booth penjualannya paling kecil diantara yang lain. Dengan harapan yang masi kuat Joan pun bertanya kepada agen tersebut, dan ternyata ada! tapi busnya akan jalan 2 jam lagi dan hanya tersisa kursi kelas VIP untuk 2 orang!  Joan langsung kegirangan dan bergegas membeli tiket itu. "OK, 2 ticket!" kata Joan. Saya sontak kaget. "Hah? kok dua Joan?". Lalu dia pun dengan setengah memaksa bilang "Ayolah mel, temenin gw, masa lo tega gw pergi sendirian, kalo gw kenapa2 gimana?". "Hah?!! mau bilang apa gw sama bonyok gw??". "Udah suruh manda aja nyamar jadi lo!". oke manda emg kembaran gw tapi apa bonyok gw semudah itu diboongin, lagipula kalo gw juga kenapa2 gimana??

Joan emang punya kekuatan persuasif super dan entah bagaimana saya pun akhirnya ikut membeli tiket itu. Walau dalam hati udah ketar-ketir, pergi ke Thailand yang katanya ini-itu tanpa persiapan apapun, tanpa selembar uang baht, tanpa persiapan baju pantai, tanpa segala-galanya!! mana waktu keberangkatan tinggal 2jam dan kami diminta datang 1 jam lebih awal untuk mencegah ditinggal bus. Jadi literally saya hanya punya waktu 30 menit untuk kembali ke apartment aliza, packing seadanya, ambil duit seadanya, pamit seadanya, ngejelasin ke mandan elis juga seadanya, dan smuanya bener2 seadanya.

Sampai saya sudah berada di dalam bus Konsortium Express menuju perbatasan Singapura dan Malaysia untuk melewati Malaysia menuju surga yang dijanjikan Joan, yaitu Phuket, Thailand. Pada saat itu juga saya menyadari saya tidak membawa uang banyak (kami punya kebiasaan setiap travelling dengan keluarga 1 orang yang pegang uang dan elis bendahara kali ini, dan waktu saya packing express saya asal mengambil uang di dompetnya dan tidak memeriksa jumlahnya, dan sialnya saya mengambil hanya beberapa lembar yang kalo dikurskan ke rupiah tidak sampai 1 juta, Damn!!). Joan yang tau kekhawatiran saya langsung berkata" yaelah mel, tenang aja gw bayarin dulu, ntar sampe spore baru lo balikin lagi". Akhirnya kami sampai di perbatasan Spore-Malaysia, dimana ada pemeriksaan passpor sebelum kami diizinkan masuk ke Malaysia, say udah dagdigdug kalo seandainya gak lolos karena passpor saya 6 bulan lagi habis masa berlakunya dan waktu masuk singapore aja sempet ditanya-tanya dulu lama banget. Untungnya lolos. fiuhhh...

Setelah sekitar 8 jam menempuh perjalanan menggunakan bus, tibalah kami di peristirahatan pertama. Ternyata disini kami diberi kesempatan untuk ke Toilet dan mengisi perut. Tapi karena kami tidak mempunyai uang ringgit kami hanya ke toilet saja. Untungnya kita sama-sama belum laper, perjalanan pun akhirnya diloanjutkan melewati Kuala Lumpur menuju bagian utara Malaysia melewati terminal Butterworth Penang ke perbatasan Malaysia dengan Thailand. Setelah menempuh 18 jam perjalanan, saya mulai merasa lapar. Joan ternyata udah super antisipasi dia bawa snickers dan banyak kacang mr.p di carriernya. Jadlah kami menganjal perut menggunakan makanan seadanya tersebut.

Akhirnya kami tiba di Had Yai, kota di selatan Thailand yang merupakan tempat transit para wisatawan yang menuju Phuket maupun bagian tengah ataupun utara Thailand. Kami diturunkan disebuah kantor travel agent kecil dan disuruh menunggu untuk minivan yang akan membawa kami ke Phuket. Sekilas Kota ini mirip dengan Jakarta, namun minus gedung2 bertingkat dan jalan-jalan protokol. Namun banyak hotel dan convinient store. Sambil menunggu minivan, kami mampir ke 7eleven untuk membeli makanan, karena sudah hampir 24 jam perut kami tidak diisi. Kami membeli sosis dan air mineral, dan ketika keluar dari 7eleven ternyata minivan kami sudah datang, sehingga kami bergegas naik untuk melanjutkan perjalanan ke Phuket.

Selama perjalanan menuju Phuket ini, saya sempat merasa takut karena belum sempat memberi kabar pada manda dan elis. Apalagi jalan yang saya lewati memberi pemandangan gunung kapur dan sawah-sawah yang tidak terlalu menarik. Saya jadi cemas, bagaimana kalau setelah saya menempuh perjalanan sejauh ini ternyata tempatnya tidak sebagus yang dijanjikan, Karena kelelahan dan lapar saya jadi berfikir aneh2 dan mulai ketakutan kalau orang saya tau saya pergi ke Thailand tanpa izin dengan bus pula!!arrgh,,mood saya saat itu udh benar2 kacau dan rasanya ingin balik ke singapore.

Setelah menempuh perjalanan kira2 4jam, akhirnya kami tiba di phuket dan kami diturunkan di terminal bus. Dari situ kami ditawari oleh taxi menuju daerah Patong, Kamipun lanjut naik taxi menuju Patong beach, sebelumnya kami minta diantar ke travel agent untuk membooking hotel karena kami blm tahu mau menginap dimana malam ini. Akhirnya kami diantar menuju suatu travel agent. Disana kami membooking white sand hotel dengan harga sekitar 800 baht/malam. Kami juga membeli tiket ferry return menuju Phi-Phi Island untuk keesokan harinya dengan biaya sekitar 1000baht/orang termasuk transfer dari hotel ke pier.

patong's nightlife
Setelah itu kami menuju hotel untuk Check in dan beristrahat. Beruntung hotelnya cukup bagus dan luas. Kami sgera mandi dan beristirahat sejenak sebelum akhirnya kami keluar untuk mencari makan setelah seharian kami belum makan. Sekitar pukul 8 malam saat itu, kami menyusuri area patong yang ramai. Mood saya pun mulai berubah menjadi sangat excited karena suasana patong yang begitu meriah, dimana kiri kanan saya banyak restoran dan kafe serta pedagang yang tumpah ruah, dimeriahkan oleh para wisatawan yang jumlahnya banyak bangeett.woww!!


suasana patong
Kamipun memutuskan untuk makan di salah satu restoran open air yang menyediakan masakan khas thailand dan seafood, Karena sudah kelaparan kami memesan Pineapple Fried Rice, Pad Thai, Tom Yum Soup dan Spring Roll, sambil makan kami menikmati suasana malam disana. Patong begitu merah dan hidup, yang menarik terdapat iklan keliling (saya tidak tahu menyebutnya apa) yaitu sebuah truk dengan set panggung diatasnya yang menampilkan dua orang yang sedang bertanding muay thai dan dari truk tersebut terdapat pengeras suara yang meneriakan jadwal tanding antar 2 orang "Tomorrow night, tomorrow night!!". Setelah makan smua kekhawatiran saya sirna sudah dan cukma ada satu kata dikepala saya. EXCITED!!!

iklan berjalan



Esoknya pagi-pagi sambil menunggu jemputan kami menuju Phi2 island kami menyempatkan main2 di Patong Beach yabg berada tepat di seberang hotel. Setelah itu kamipun dijemput dan naik minivan menuju ke pier. Setelah menempuh perjalan hampir 2 jam sambil sun bathing diatas ferry kamipun sampai di Phi-Phi Don, satu2nya pulau di gugusan pulau di Phi2 Island yang ditinggali oleh penduduk.
suasana diatas ferry Phuket-Phi2 Island

Sampai disana kami langsung mencari penginapan. Penginapan disini jauh lebih mahal daripada di Phuket. Kami menyewa sebuah kamar dengan harga 1000baht dengan fasilitas yang sangat minim. Setelah check in, kmi berkeliling pulau untuk mencari makanan, stelah makan kami mencoba kayaking menuju pulau2 disekitarnya.

Saya dan Joan sama-sama baru pertama kali kayaking. Kami berhenti di Monkey Island, dan berfoto-foto, ketika ingin kembali mengayuh kayak menuju pulau berikutnya. Kayak kami tidak bisa ke tengah laut karena terus2an terhempas ombak kembali ke pantai. Kami berdua spontan panik karena takut tidak bisa balik, ditambah pulau ini tidak berpenghuni, wuih! Untungnya ditengah kepanikan datang 2 orang bule yang juga sedang kayak menuju monkey island ini. Mereka kemudian membantu mendorong kayak kami kembali ke tengah laut. Fuih..thanks a lot guys! ;p

Setelah puas kayaking kami berkeliling pulau untuk menyewa kapal untuk berkeliling pulau-pulau di sekitar Phi2 Island. Kami pun bertemu dengan Max, dia memberi kami Harga 1500 baht untuk kami berdua seharian mengelilingi pulau. Kamipun setuju.
Sore harinya setelah mandi, kami berniat berkeliling pulau dan melihat2 seluruh pulau kecil ini. Di pulau ini semua orang berjalan kaki saking kecilnya kita bisa berkeliling dalam waktu setengah jam. Pada saat kami sedang berjalan-jalan santai, kami ntiba2 disapa oleh salah satu pemilik travel agent tempat kami membeli hotel tadi siang. Namanya Bond, hihihi. Setelah mengbrol dia ternyata juga menjual paket tour keliling pulau dan mengatakan bahwa 1500 baht terlalu mahal,  maka dia berkata bahwa dia akan bicara dengan Max untuk meberi harga discount kepada kami. Wah senangnya, kami hanya membayar 1000 baht, hehe..Ditambah kami diundang makan malam dirumahnya. Karena uang kami pas2an tentunya kami ga menolak dong, hehehe..gak deh alasan lain, kapan lagi bisa mengenal penduduk lokal, iya gak? hehe..

Sambil menunggu ikan matang (bener2 fresh loh, baru aja ditangkap) kami mengobrol2 dengan Bond dan adiknya. Hebatnya pulau kecil ini penduduknya banyak tahu juga, mereka tau Soekarno dan Megawati, wihhh..bangga juga dong. Wong saya aja gatau nama rajanya, hehehe..

Menu makan malam yang disajikan yaitu : tom yum seafood dan ikan bakar. Walaupun ini makanan yang sangat sederhana, tapi makan malam itu, bener2 makanan paling enak yang pernah saya makan, rasa tom yamnya super otentik, puedess poool, ditambah kita makan ditengah kehangatan keluarga besar bond dan tentunya karena gratisaaan, hahahaa..setelah makan kamipun pamit untuk kembali ke penginapan dan beristirahat..

PHI2 ISLAND

Pagi itu kami menuju kantor Bond yang tepat  berada di depan dermaga, Max sudah menunggu disana, sebelum kami berangkat mengelilingi pulau-pulau kami diajak Max untuk sarapan di sebuah bakery lokal yang baru aja selesai memanggang roti2nya. Hmm...benar2 breakfast yang nikmat. Selain itu Max juga membelikan roti-roti untuk bekal di perjalanan. Setelah itu kita segera menuju pantai untuk naik Long tail boatnya si Max, long tail boat ini adalah kapal nelayan yang terbuat dari kayu tapi menggunakan motor. Tidak perlu menunggu lama-lama kamipun segera berangkat.

Wohooo...asik banget ternyata naik Long Tail  Boat ini, seru banget, soalnya setiap ada ombak kapal ini jd ikut terhempas seperti banyak polisi tidur, hehe,,saya dan Joan langsung pindah dai dalam kapal yang beratap ke ujung kapal, supaya sensasinya lebih berasa, hehehe...


Tapi kami tidak dibiarkan bersenang-senang menikmati sinar matahari hangat pagi itu, tiba-tiba tanpa babibu hujan yang sangat deras turun dan seketika membuat perjalanan kami jadi agak mencekam karena ombak menjadi dua kali lebih besar dan goncangan kapal jadi heboh. Kami pun langsung panik menyelamatkan handycam dan kamera agar tidak kebasahan. Duuhh, bete juga yaah..tapi memang cuacaa seperti tau kami kesini untuk bersenang-senang maka tidak berapa lama hujan pun reda tepat kami sampai di gugusan pulau-pulau yang sangat indaahh. Pemandangan bawah laut tidak kalah menarik, airnya hijau tosca bening sehingga ikan-ikan bagus keliatan semua dari atas kapal. Waaahh, rasanya pengen nyeburrr, hehe. Maka kami pun segera nyemplung ke laut buat snorkling. Setelah liat2 sebentar, kami menuju Maya Bay pulau tempat shooting film The Beach.
jernihnya air di phi2 island

Suasana pantai maya sangatlah ramai dan komersil, jadi kami hanya turun sebentar dan berfoto-foto lalu Max menawari kami untuk ke pulau yang lebih sepi diseberang Maya Bay, kami pun setuju untuk pergi kesana. Ternyata untuk menuju pulau  ini kami harus berenang dari tengah laut melawan ombak menuju pulau itu, karena letak pulau ini dikelilingi oleh karang-karang, sehingga apabila kapal kami nekad masuk kesana dikhawatirkan kapal akan terbawa arus dan menabrak karang. Okelah ayo kita berenang!
Max pun membuang jangkar, lalu berkata akan ikut menemani kami ke pantai tersebut karena takut kami terbawa arus. Awalnya kami agak ragu, tapi yasudah tidak ada salahnya mengajak dia kan, secara dia orang sini, yuk deh ikut!
Berenang ke pantai tersebut ternyata sama sekali tidak mudah, walaupun saya dan Joan sudah berenang sekuat tenaga menuju pantai tersebut, namun karena ombak dan arus nya sangat besar kami malah terbawa ke dekat karang. Sampai akhirnya, kamipun kelelahan dan berpegangan pada Max untuk mencapai pulau tersebut. Setiba disana dengan nafas tersengal-sengal mata saya mulai bereksplorasi, Pantai ini benar-benar sangat indah dan tenang. Disana hanya ada saya, Joan dan Max.
Rasa ingin tahu Joan yang sangat besar membuat dia ingin masuk ke dlam hutan dan menaiki tebing yang berada di pulau ini, namun saya yang takut sama ular dan merasa pasti kemungkinan ketemunya besar, menolak untuk ikut, dan memilih menunggu di pantai yang sangat tenang dan bebas dari wisatawan ini. Maka dari itu Joan, dipandu oleh Max mulai memanjat tebing. Saya pun menikmati suasana di pantai itu dengan tiduran di pasir yang putih dan bersih sambil main air yang sangat tenang. Rasanya benar-benar damai seperti di surgaa..saya berjanji akan kembali kesini!

Sekitar setengah jam kemudian Joan kembali dan mengatakan bahwa pemandangan dari tebing di atas sana sangat spektakuler. Kamipun melanjutkan perjalanan kami menuju pulau-pulau dan spot2 lain untuk bersnorkling. Max benar-benar baik karena dia mengajak kami ke tempat-tempat yang sepi wisatawan, sehingga kami dapat sepenuhnya menikmati keindahan pulau-pulau dan taman bawah laut Phi-phi. Biarpun dia suka agak ekstrim ngajak kami ke kedlaman 50 M dan Shark point, but it was really fun! Thanks Max!
Sekitar pukul 3 sore kami kembali ke Phi-Phi Don, membawa kenangan yang paling indah selama 19 Tahun saya hidup, hehehe..

Setelah mandi, kami membeli tiket bus pulang kembali dari Phuket menuju Singapore. Setelah itu saat kami berjalan-jalan kami bertemu dengan Bond yang menawari kami makan malam, namun karena malam itu malam terakhir kami di Phi2, kami berniat agak boros dengan mencoba makan seafood di restaurant pinggir laut dekat situ. Jadinya sebagai gantinya dia menawari kami untuk menonton pertunjukkan fire show di bar pinggir pantai ditemani oleh adiknya setelah makan. Kami yang penasaran menerima tawaran tersebut.

Kami makan malam di seafood restaurant, kami memesan udang, cumi, kerang , tom yum dan spring roll untuk malam itu dan hanya menghabiskan sekitar 500 baht, totally worth it!
Sehabis makan kamipun menuju kantor Bond,mereka ternyata sedang makan malam, dan kami diundang untuk makan lagi, karena merasa tidak enak akhirnya kami makan lagi, mereka juga mebelikan kami banyak bir untuk minum. Suasana kekeluargaan di tempat Bond sangat kental dan kami merasa sangat senang berada disana. Setelah selesai makan kamipun diantar berkeliling bar-bar yang tersebar di sekeliling pulau untuk menonton pertunjukkan fire show.


Pertunjukan fireshow ini adalah pertunjukan seperti akrobat menggunakan tongkat, tali dan alat-alat yang telah dilumuri minyak dan diberi api. Pertunjukanny sangat menarik karena para pengunjung diperbolehkan ikut serta melewati talii api dan sebagainya. Kamipun berpindah-pindah bar, karena setiap klub memiliki pertunjukkan yang berbeda-beda.



 

Pada saat kami menonton di suatu klub pinggir pantai yang menyajikan pertunjukan dimana para penonton bisa menonton di kursi jemur yang dijejer mengelilingi stage, kami pun duduk selonjor santai sambil minum dan bercanda dengan adik Bond, tiba2 tongkat yang dipakai untuk pertunjukan terlepas dari tangan pemainnya dan meluncur ke dada Joan. Seketika suasana hening, Joan pucat, saya spontan teriak, untung si pemain segera mengambil tongkat tersebut, sehingga Joan tidak terluka. Kami pun spontan ketawa2 melihat kecerobohan si pemain.

Setelah puas melihat pertunjukan fire show ini kamipun berniat pulang, tapi adik Bond yang sepertinya mabuk mulai memegang tangan saya dan berkata bahwa dia menyukai saya dan meminta alamat email sehingga dia bisa mengirimkan saya email..gezzzz (-_-), saya pun bergegas kabur, sialnya Joan kebelet pipis sehingga saat menunggu Joan pipis saya terpaksa menunggu bareng dia, dan dia tiba2 mencium pipi saya..Wuaahh, ampun dah, sebenernya saya "menyukai" dia karena dia pintar dan banyak tahu (dalam keadaan sadar). Tapi kalo dalam keadaan mabuk gni, males juga.  Jadi waktu Joan keluar dari WC saya langsung berjalan cepat sambil narik tangan Joan kembali ke penginapan meninggalkan adik Bond dan sepupunya itu. Untungnya, esoknya saat bertemu kembali dia bertingkah normal dan kami pun berpamitan untuk meninggalkan Phi2 yang indah itu.

Selamat Tingal Phi2, selamat tinggal Phuket, saya pasti kembali lagi as soon as possible! janji saya dalam hati.

ps : ternyata saya ditipu!! tiket bus yang kami beli di Phi2 untuk kembali ke spore itu ternyata hanya sampai Kuala Lumpur. Jadilah kami ditelantarkan di terminal bus Kuala Lumpur pukul 3 pagi dan harus menunggu pagi untuk menukar uang(kami ga punya ringgit, sedangkan kami harus beli tiket bus dari KL-SPORE dengan ringgit) dan mebeli tiket bus. Tapi untungnya tidak terjadi satu hal apapun hingga kami kembali dengan selamat ke apartement Aliza di Singapore, selain kulit kami yang gosong, kehilangan beberapa kilogram(yeay!) dan uang yang totally habisss, hahahahhaha,,,
lihat perbedaan kulit saya (kotak2) dan manda(putih)

but it was a very inspiring experience, and from that time, I started to like traveling and my eyes really open that traveling is my passion and I do not feel hesitant or afraid to do it again. thanks to Joan who forced me and give a wonderful new experience. *hug*